Rabu, 17 Februari 2010

Yang Menyinari

Dia mengutusnya untuk melanjutkan kehidupan...







Pose

Sadar atau tidak kita sudah sangat dituntut untuk sadar mengenai hal ini, dengan cara seperti itu dunia digital memaksa kita berjalan seiring dengannya.




Istirahat di Ruang Kosong

Diantara pekerjaan yang padat .
Perlu sebuah tempat untuk membuang penat.
Area dimana sebuah ketenangan mendapat tempat.
Ruang kosong untuk beristirahat.







Pinjam wajahnya ya kawan?!

Pasangan ...

Diantara juataan perbedaan yang terlihat oleh mata, banyak hal yang bisa menyatukannya menjadi pasangan. Saudara, teman, pacar, suami-istri, anak-orang tua ... Tentu dengan berbagai cara berinteraksi yang bisa menunjukan kesamaan.






Maaf kawan-kawan aku mengupload foto kalian tanpa ijin.

Hidup dalam Bayangan

Sudah takdir memang, bayangan akan selalu mengikuti tuannya karena dia tidak terlahir sebagai sosok yang mempunyai kemauan sendiri. Bayangan juga digunakan untuk menyebut kondisi tidak bebas, sangat terpengaruh atau tak bisa lepas dari sesuatu. "di bawah bayang-bayang nama besar ayahnya" atau "terbayang wajahnya". Akan tetapi bayangan juga dipakai untuk mendeskripsikan hal yang mungkin tidak pernah terjadi atau yang akan terjadi atau yang akan dijadikan, meski wujudnya sebagai gambaran tanpa wujud. "bayangkan jika dunia ini tanpa oksigen" atau "bayangkan sebuah benda yang bisa membantu kita bernafas dimasa depan". Dalam hal ini bayangan mulai menemukan kebebasannya, tetapi lagi lagi kebebasan bentuknya tergantung tuannya dalam mendeskripsikan.

Begitulah bayangan hidup.









Selasa, 16 Februari 2010

Memaknai Gelap

Sebuah judul dari artikel narsis.

Belajar dari kejadiaan saat aku dan 5 teman terkompak menjadi petualang di Pulau Sempu. Karena beberapa alasan bodoh kami harus berjalan dalam kegelapan hutan tanpa ada lampu. Sebenarnya dengan begitu hutan tak lagi menakutkan karena ga ada bayangan sama sekali :D. Kamipun saling mentertawakan kebodohan dan tetap menyalahkan kawan kriting kami karena dialah yang bertanggung jawab atas kelalaian koordinasinya hingga tidak satupun alat penerangan darurat yang terbawa. Seperti biasa pula dia dibully hingga jadi bullan-bullanan. Dan disaat seperti itulah kami bisa mencampur adukan antara becandaan dan ketakutan.


Berkat bantuan serombongan kawan baru dari Surabaya, kami berhasil dijemput dengan selamat hingga sampai laguna, thx Bro!! Pulau Sempu tergolong masih Perawan (hari gini ;) peneranganpun hanya muncul dari lampu yang ada di tenda. Sinyal GSM hanya sayup sayup terdengar, seolah semua kenikmatan dunia modern terbungkam dengan sendirinya. Dan harusnya kami melewati malam itu dengan penuh gaya, pertanyaannya Bagaimana Caranya?

Sebelumnya aku hanya bergumul dengan kawan Jakarta dan mencoba membunuh malam, menunggu cerahnya pagi meronai indahnya laguna Segara Anakan. Untungnya kamera Digital SLR sudah ditemukan saat ini, dan terima kasih buat kawan Moo dan kameranya yang malam itu bereksperimen bareng kawan-kawannya tentang bukaan diafragma. Tertarik, akhirnya aku jadi ikutan nimbrung meski baru kenal rombongan pecinta alam dari Surabaya ini. Berbekal skill dan imajinasi yang sangat mumpuni aku mencoba menjadikan kegelapan sebagai media untuk menorehkan warna cahaya hingga menjadi sebuah keseruan malam dan karya light art photography yang ciamik.










Merujuk dari ayat: Tuhan menciptakan malam untuk istirahat, maka gelap memang didisain secara khusus untuk mengembalikan kita kedalam suasana segar kembali hingga bisa membangkitkan mimpi dan memunculkan imajinasi.

Moo aku pinjem hasil jepretanmu, dan buat para model makasih dah membiarkanku mengakali pose kalian.

Kamis, 04 Februari 2010

Mulai

Mulai.

Kata yang mudah ditulis tapi perlu keberanian dan usaha yang cukup untuk benar-benar mewujudkan.

Prolog yang terlalu heroik dan terkesan cari muka untuk launching sebuah blog :D